Mengenai Saya

Foto saya
sanggau, kalimantan barat, Indonesia
seorang penyuluh pertanian lapangan yang pengen pinter.ter...ter.

salam

assalamualaikum wr. wb.
selamat datang!
jangan kaget masih dalam tahap belajar!

Sabtu, 19 Maret 2011

Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian


Pengartian Evaluasi
Raudabaugh dalam Yayasan Pengembangan Sinar Tani (2001), mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dalam meraih tujuan yang direncanakan. Proses ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut; merumuskan tujuan, mengidentifikasi kriteria yang cocok untuk mengukur keberhasilan dan untuk menentukan dan menjelaskan tingkat keberhasilan.
Sedangkan Frutchey (1973) dalam Mardikanto (2008), menjelaskan pengertian evaluasi adalah kegiatan lumrah yang biasa kita lakukan sehari-hari. Dalam semua kegiatan evaluasi terdapat tiga unsur,yaitu sebagai berikut :
1)      Observasi (pengamatan)
2)      Membanding-bandingkan antara hasil pengamatan dengan pedoman yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
3)      Membuat kesimpulan atau pengambilan keputusan
Menurut PUSLUH DEPTAN (1995) evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian atas sesuatu kegiatan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi secara sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan untuk menilai relevansi, efektivitas, efisiensi pencapaian hasil kegiatan, atau untuk perencanaan dan pengembangan selanjutnya dari suatu kegiatan. Sedangkan menurut Padmowihardjo (1996) evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauhmana program tujuan program penyuluhan pertanian disuatu wilayah dapat dicapai sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan, kemudian digunakan untuk mengambil keputusan dan pertimbangan-pertimbangan terhadap program penyuluhan yang dilakukan.
Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan  seberapa jauh suatu hal itu berharga, bermutu dan bernilai. Jadi dalam evaluasi  ada dua unsur  utama yaitu menilai dan mengukur (Thomas,2005). Evaluasi penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian terhadap suatu kegiatan, melalui pengumpulan dan penganalisisan informasi dan fakta-fakta secara sistematis mengenai perencanaan, pelaksanaan hasil dan dampak kegiatan tersebut, untuk menilai hasil relevansi, efektivitas dan efisiensi pencapaian hasil kegiatan. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pengolahan dan analisis data dilakukan oleh petugas penyuluh yang bertugas diwilayah BPP yang bersangkutan.
Prinsip-prinsip evaluasi yang merupakan acuan dasar dalam melaksanakan evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:
1)      Evaluasi harus berdasarkan fakta
2)      Evaluasi penyuluhan merupakan bagian integral dari proses kegiatan atau program penyuluhan
3)      Evaluasi hanya dapat dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan dari program penyuluhan bersangkutan
4)      Evaluasi penyuluhan pertanian harus menggunakan alat ukur yang berbeda, untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.
5)      Evaluasi penyuluhan pertanian perlu dilakukan terhadap hasil-hasil kuantitatif dan kualitatif.
6)      Evaluasi penyuluhan pertanian harus dilakukan terhadap metode penyuluhan yang digunakan.
7)      Evaluasi perlu di pertimbangkan dengan teliti
8)      Evaluasi harus dijiwai dengan prinsip mencari kebenaran

Sasaran Penyuluhan


Siapa sebenarnya yang jadi sasaran kegiatan penyuluhan? masih banyak yang bingung akan hal ini, terutama yang jarang bersinggungan dengan masalah penyuluhan. berikut beberapa sasaran penyuluhan yang dikutip dari berbagai sumber.
Dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2006, yang menjadi sasaran penyuluhan adalah pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama  dan sasaran antara.  Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha.  Sasaran utama penyuluhan pertanian meliputi petani, pekebun, peternak, baik individu maupun kelompok, dan pelaku usaha lainnya.
Sedangkan sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.  Yang dimaksud dengan generasi muda dan tokoh masyarakat yaitu generasi muda dan tokoh masyarakat dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
Ada pendapat lain mohon infonya!

Komponen Penyuluhan Pertanian


Kelembagaan Penyuluhan Pertanian.
Hubungan antara kelembagaan penyuluhan pertanian Pusat, Provinsi dan Kabupaten adalah hubungan fungsional, sedangkan hubungan kelembagaan penyuluhan pertanian kabupaten/kota dengan BPP/kelembagaan penyuluhan pertanian Kecamatan adalah hubungan operasional. Sementara itu, hubungan  antara Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional, Komisi Penyuluhan Pertanian Provinsi dan Komisi Penyuluhan Pertanian Kabupaten/kota adalah juga hubungan fungsional.
Sumber Daya Manusia.
Setiap manusia, sesuai dengan kodratnya, masing-masing memiliki karakteristik perilaku (pengetahuan, sikap, dan katrampilan) serta daya nalar dan kreativvitas yang tidak terlalu sama dengan orang lainnya. Karakteristik seperti itu, akan sangat menentukan kinerja dan produktivitasnya. Oleh sebab itu, berbeda dengan sumberdaya yang lain yang relative lebih mudah dan cepat disediakan atau dibeli dengan uang, untuk memperoleh sumber daya manusia dengan kualifikasi tertentu seringkali memerlukan pendidikan dan membutuhkan pengalaman kerja selama bertahun-tahun.
Oleh sebab itu, teori manajemen, sumberdaya manusia merupakan sumberdaya yang memegang posisi strategis dalam setiap pengelolaan kegiatan, sebab selain sebagai salah satu unsurnya, dia sekaligus adalah pengelola sumberdaya yang lain (mardikanto, 2008).
Fasilitas Penyuluhan.
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau perlengkapan penyuluhan yang diperlukan oleh penyuluh guna memperlancar proses mengajarkan selama kegiatan penyuluhan itu dilaksankan.  Alat ini diperlukan, untuk memepermudah penyuluh selama melaksanakan kegiatan penyuluhan baik dalam menentukan/memilih materi penyuluhan atau menerangkan inovasi yang disuluhkan.
Alat ini berupa kurikulum, lembar persiapan menyuluh, papan tulis dan papan penempel, alat tulis, projector dan perlengkapan ruangan lainnya. Selain alat bantu, ada juga alat peraga seperti : benda (sampel atau contoh, model atau tiruan, specimen atau benda yang diawetkan), barang cetakan (pamflet atau selebaran, leaflet, folder, brosur atau booklet, placard, poster flipchard, photo dan flanelgraph), gambar diproyeksikan (transparency sheet, slide film, movie film, film strip, video film dan televisi) dan lambing grafika (grafik, diagram, schema dan peta).  Pemilihan alat peraga sangat tergantung pada ketersediaan dan kemudahan alat peraga pada sembarang tempat dan tingkat kemahalan alat peraga tersebut.
Sistem Evaluasi
Menurut Thomas (2005), evaluasi penyuluhan dapat digunakan untuk memperbaiki reformansi kegiatan, mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilaksanakan atau untuk menigkatkan kesadaran seseorang tentang adanya berbagai adanya berbagai kemajuan dan permasalahan penyuluhan pertanian.
Menurut Deptan (1995) dalam Thomas (2005), menyatakan bahwa jenis-jenis evaluasi meliputi :
1. Evaluasi awal (Pre Evaluation)
2. Evaluasi proses atau Evaluasi Pelasksanaan (On Going Evaluation)
3. Evaluasi akhir (Post Evaluation  Terminal Evaluation )
4. Eveluasi dampak (Expost Evaluation)

Peran Penyuluhan Pertanian


Peranan penyuluhan pertanian dalam proses belajar sangat penting, karena penyuluhan pertanian merupakan unsur struktural yang harus ada demi kelangsungan proses belajar bagi petani nelayan.  Dengan demikian maka  para penyuluh pertanian selalu berupaya untuk melengkapi dirinya dengan inovasi dan informasi yang mutakhir, disamping menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Selama menjalankan tugasnya maka penyuluhan pertanian  bukanlah kegiatan atau pekerjaan perorangan melainkan kegiatan yang didukung oleh berbagai banyak pihak, meskipun penyuluh pertanian lapangan bekerja mandiri dan berhadapan sendiri dengan masyarakat tani nelayan, tapi dia berada di lapangan sebagai petugas yang berada dalam pengelolaan Balai Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan kehutanan  (BP3K). Oleh karena itu penyuluh pertanian  perlu dibekali dan dilengkapi dengan perangkat lunak di bidang tata kerja dan tata hubungan  penyuluhan pertanian.

Fungsi Penyuluhan Pertanian


Penyuluhan pertanian sangatlah diperlukan dalam pembangunan pertanian saat ini yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang dihadapi oleh petani dan upaya pemecahannya dapat diselesaikan.
1. Penyuluhan pertanian sebagai proses penyebaran informasi.
Penyuluhan pertanian merupakan proses penyebaran informasi yang diperlukan dan berkembang selama pelaksanaan pembangunan pertanian. Informasi tersebut berupa  inovasi yang diperoleh dari hasil kajian maupun pengalaman di lapangan, masalah-masalah yang perlu dicari pemecahannya agar tujuan pembangunan pertanian yang telah direncanakan dapat tercapai.
2. Penyuluhan pertanian sebagai proses penerangan
Mardikanto dan Sutarni (1982), mengatakan istilah penyuluhan pertaniaan berasal dari kata “suluh” yang berarti pemberi terang di tengah-tengah kegelapan. Dengan demikian penyuluhan pertanian  diartikan sebagai berikut : “Proses untuk memberikan penerangan kepada masyarakat (petani) tentang segala hal yang belum diketahui untuk dilaksanakan/diterapkan dalam rangka peningkatan produksi dan pendapatan yang ingin dicapai melalui proses pembangunan pertanian.”
3. Penyuluhan pertanian sebagai proses perubahan perilaku
Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan tetapi berupaya untuk merubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian dalam berusahatani secara luas, memiliki sikap progresif untuk melakukan perubahan dan inovatif terhadap suatu yang baru serta terampil dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
4. Penyuluhan pertanian sebagai proses pendidikan
Sebagai suatu sistem pendidikan non formal, penyuluhan pertanian adalah suatu pendidikan bagi orang dewasa yang lebih mengutamakan terciptanya dialog.  Oleh karena itu penyuluhan pertanian bukan merupakan pendidikan yang hanya “mencekoki” tanpa memberikan peluang kepada sasaran didik. Mengutamakan pendapat dan pengalaman merupakan satu hal yang sangat diperlukan demi keberhasilan pembangunan pertanian. 

Penyuluhan Pertanian (Pengertian)


Penyuluhan merupakan proses perubahan sosial, ekonomi, dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholders (individu, kelompok, kelembagaan, yang terlibat dalam proses pembangunan), demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri, dan partisipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan (Mardikanto, 2008).
Dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2006, penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Menurut Suhardiyono (1989), penyuluhan merupakan suatu proses pendidikan, proses demokrasi dan proses yang terus menerus (kontinu), dan Salmon Padmanegara dalam Suhardiyono (1989) mengatakan penyuluhan pertanian diartikan sebagai sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) untuk para petaani dan keluarganya agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya meningkatkan kesejahteraannya dan masyarakatnya. 
Sedangkan menurut PPA (1987) dalam Marzuki (1994), Penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan dimana para petugas yang dilatih secara khusus mendatangi petani, nelayan dan keluarganya dimana mereka tinggal dan  bekerja, membantu mereka dengan menggunakan berbagai metode penyuluhan guna memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru yang akan membantu mereka dalam meningkatkan taraf hidup mereka dan memperkuat kelompok-kelompok swadaya yang melayani tujuan ini.  
Penyuluhan pertanian haruslah dilakukan secara akrab serta serasi dan bekerja sama antara kelembagaan baik pemerintah maupun swasta, antar penyuluh pertanian dan keluarga tani nelayan dan antara petani dan nelayan, yang ruang lingkupnya meliputi pembudidayaan yang lebih baik (better farming), kelola usaha tani nelayan yang menguntungkan (better bussines) dan kehidupan  yang lebih sejahtera (better living),  masyarakat tani nelayan yang lebih makmur (better communities) serta lingkungan lebih baik (better enviroment), (Marzuki, 1994).
Penyuluhan pertanian bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya perubahan, tetapi merupakan salah satu diantara sekian banyak variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku petani dan perubahan-perubahan yang menjadi tujuan akhir dari penyuluhan pertanian (Lionberger dan Gwin,1983 dalam Mardikanto, 1993).
Menurut Rogers (1983) dalam Mardikanto (1993), penyuluhan diartikan sebagai seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi.  Penyuluhan adalah suatu proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara petani dan berusahatani demi tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat yang diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian.
Sebelumnya Mardikanto dan Sutarni (1982) menjelaskan penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai proses untuk memberikan penerangan kepada masyarakat (petani) tentang segala sesuatu yang “belum diketahui (dengan jelas)“ untuk dilaksanakan/diterapkan dalam rangka peningkatan produksi dan pendapatan/keuntungan yang ingin dicapai melalui proses pembangunan pertanian.
Penyuluhan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum merupakan hak azazi warga negara Republik Indonesia.  Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (UU No. 16 Tahun 2006).
Dengan adanya penyuluhan dan bimbingan diharapkan petani termotivasi selanjutnya mau mempertimbangkan inovasi yang diadopsi, yaitu (1) secara teknis memungkinkan, (2) secara ekonomi menguntungkan, (3) secara sosial memungkinkan dan (4) sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. (Jafar Hafsah,  2009).

Metode Penyuluhan (Pengertian)

Kang dan Song (1984) dalam Mardikanto (1993) menyimpulkan bahwa tidak ada satupun metode yang selalu efektif diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan.  Bahkan menurutnya dalam banyak kasus kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan dengan menerapkan beragam metode sekaligus yang menunjang dan melengkapi.  Karena itu, dalam setiap pelaksanaan penyuluhan setiap penyuluh harus memahami dan mampu memilih metode penyuluhan yang paling baik sebagai suatu cara yang terpilih untuk tercapainya tujuan penyuluhan yang dilaksanakannya.
Penggunaan metode penyuluhan pertanian secara kombinasi lebih efektif dari pada single method.  Hasil Penelitian Socony Vacum Oil. Co dalam Thomas (2005) menyimpulkan bahwa semakin banyak metode yang digunakan, semakin besar persentase inovasi yang dapat diserap oleh petani.
Memilih metode yang terbaik, berarti memilih atau mencari metode yang paling efektif dalam arti mencapai tujuan (khusus) dan efisien dalam arti luasnya cakupan sasaran yang dapat terjangkau dalam waktu yang relatif pendek dan biaya yang semurah-murahnya (Mardikanto dan Sutami, 1982).
Oleh sebab itu, dalam hal memilih metode yang paling baik, sudah barang tentu sangat tergantung pada tujuan khusus yang ingin dicapai, aspek apa dari perilakunya yang ingin dipengaruhi, dan pada tahapan adopsi yang bagaimana metode itu akan diterapkan. 
Macam-macam Metode Penyuluhan
A.H Mounder (1972) dalam Kusnadi (2005), menggolongkan metode penyuluhan pertanian berdasarkan jumlah sasaran y ang dapat dicapai adalah sebagai berikut :
a.       Perorangan.  Penyuluhan berhubungan langsung dengan sasaran, seperti kunjungan rumah, kunjungan ke lahan usahatani, kunjungan kantor, surat menyurat, hubungan telepon dan magang.         
b.      Kelompok.  Penyuluhan berhubungan dengan sekelompok orang untuk menyampaikan pesannya seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, widyawisata/karyawisata, kursus tani, temu karya, temu lapang, temu usaha, mimbar sarasehan, perlombaan dan pemutaran slide.
c.       Massal.  Penyuluhan menjangkau sasaran yang banyak, antara lain rapat umum, siaran melalui radio, televisi, pertunjukan kesenian, penyebaran bahan tertulis, dan pemutaran film.
Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a.       Metode penyuluhan langsung, yaitu metode penyuluhan tanpa melalui perantara misalnya kursus tani, demonstrasi, widya karya.
b.      Metode penyuluhan tidak langsung, yaitu metode penyuluhan melalui perantara atau media seperti pertunjukan film, siaran melalui radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.
Van den Ban dan Hawkins (1999)  mengungkapkan fungsi dari beragam metode penyuluhan pertanian sebagai berikut ; 1)Menumbuhkan kesadaran terhadap inovasi; 2)Menumbuhkan kesadaran terhadap masalahnya sendiri; 3)Alih pengetahuan; 4)Perubahan perilaku; 5)Penerapan pengetahuan petani; 6)Mengaktifkan proses belajar; 7)Pemecahan masalah petani

Selasa, 08 Maret 2011

fungsi kelompok

belakangan ini banyak orang yang membentuk, atau mendirikan sebuah kelompok atau organisasi, atau juga komunitas dan lain sebagainya. namun mungkin ada diantaranya yang tidak tahu apa fungsi dari sebuah kelompok tersebut. sebenarnya suatu kelompok itu didirikan pastilah ada tujuannya atau kerennya visi yang ingin dicapai.
banyak sekali fungsi kelompok menurut pakarnya, namun disini saya ingin sampaikan singkatnya aja, selebihnya silakan anda baca buku manajemen, biasanya disitu lengkap dan jelas sekali bahasannya!
beberapa fungsi kelompok
sebagai kelas belajar
unit produksi
wahana kerja sama
(ke-tiga fungsi ini adalah fungsi kelompoktani)
sebagai kelas belajar
sebagai tempat berbagi
wahana kerjasama
sebagai tempat memperkuat daya
sebagai tempat latihan, dan sebagainya
(yang ini fungsi kelompok secara umum kali ya??) :)

petani

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang diketahui (Hernanto, 1993). Dan menurut Mosher (1981) petani merupakan orang yang menjalankan usahatani mempunyai peran yang jamak (multiple roles) yaitu sebagai manajer, sebagai juru tani dan sebagai kepala keluarga.
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buahdan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau flax untuk penenunan dan pembuatan pakaian. Dalam negara berkembang atau budaya pra-industri, kebanyakan petani melakukan agrikultur subsistence yang sederhana, sebuah pertanian organik sederhana dengan penanaman bergilir yang sederhana pula atau teknik lainnya untuk memaksimumkan hasil, menggunakan benih yang diselamatkan yang “asli” dari ecoregion (Wikipedia, 2011)

Minggu, 06 Maret 2011

cerita lucu

hadiah kejujuran
perjalanan pontianak-jakarta dengan pesawat lion air no penerbangannya ku lupa, iseng-iseng buka majalah dan membaca!
nah pada suatu halaman majalah itu diceritakan begini ni
Totok adalah seorang pencari kayu bakar, dan pekerjaan itu hampir tiap hari ia lakukan.
suatu saat ia seperti biasa berangkat kehutan untuk mencari kayu bakar, tiba-tiba ia menyeberang sungai kapak yang ia bawa jatuh nyemplung dan tenggelam pada arus yang deras banget!
dengan sedih dan bingung ia pun menengadahkan tangan dan berdoa!
totok : wahai dewa, tolong kembalikan kapak hamba!
tiba-tiba muncullah dewa dari dalam sungai sambil memegang kapak emas
dewa : apakah ini kapak mu?
totok : bukan dewa!
dewa kembali menyelam dan timbul ke permukaan dengan membawa kapak perak
dewa : apakah ini kapak mu?
totok : bukan juga dewa, punyaku kapaknya jelek banget
dewapun menyelam lagi dan muncul kepermukaan dengan membawa kapak yang sangat jelek dan rombeng bergagang kayu tua
dewa : apakah ini kapak mu?
totok : benar dewa, itu memang benar kapak saya!
dewa : karena kejujuran mu maka ku hadiahkan engkau 3 kapak ini (kapak emas, perak dan kapak kayu),pulanglah engkau wahai totok
totok : terimakasih dewa! (dan iapun pulang dengan senangnya)
sampai didesa totokpun bercerita bahwa ia mendapatkan kapak,emas dan perak pemberian dari dewa, masyarakatpun berbondong-bondong ingin melihatnya!
beberapa bulan kemudian, totok kembali mencari kayu bakar dihutan sekedar mengenang kisahnya waktu dulu. ketika melewati sungai yang ia seberangi tiba-tiba istrinya jatuh dan tenggelam! lalu totok ingat akan minta bantuan dewa, ia pun lalu berdoa!
totok : dewa kembalikan istriku....! sambil memelas ia mohon
tak lama kemudian muncullah dewa kepermukaan dengan membawa seorang wanita berwajah julia perez.
dewa : apakah ini istrimu?
totok : benar dewa (tanpa nunggu lama-lama ia menjawab dengan tegas)
dewa : ternyata kamu pembohong wahai totok
totok : ampun dewa, bukannya maksud hamba untuk berbohong!
dewa : lalu apa?
totok : hamba takut, jika mengatakan bukan dewa akan menyelam dan kembali membawa dewi persik dan menanyakan padaku apakah ini istrimu?lalu aku jawab bukan, dan dewa kembali menyelam serta muncul membawa istriku yang jelek itu, lalu bertanya apakah ini istrimu? ketika ku jawab ya dewapun berkotbah karena kejujuranmu, maka kuberikan ketiga wanita ini uktukmu!ampun dewa hamba belum sanggup untuk menghidupi 3 orang istri!
dewa : ??????????? okelah kalau begitu

faktor pembentuk motivasi


Menurut Rogers (1985) parameter dalam pengukuran status sosial ekonomi adalah kasta, umur, pendidikan, status perkawinan, aspirasi pendidikan, partisipasi sosial, hubungan organisasi pembangunan, pemilikan lahan, pemilikan sarana pertanian serta penghasilan sebelumnya. Sedangkan Hartatik (2004) berpendapat bahwa motivasi dibentuk oleh beberapa faktor, baik faktor internal yang bersumber dari dalam diri individu maupun faktor eksternal yang bersumber dari luar diri individu. Faktor-faktor internal yang membentuk motivasi adalah umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, pendapatan, dan luas lahan (karakteristik individu). Sedangkan faktor eksternal yang membentuk motivasi adalah lingkungan sosial, lingkungan ekonomi, dan kebijakan pemerintah.

1.      Faktor Intrinsik
a)      Umur, Slamet (1994) berpendapat bahwa faktor umur sangat penting dalam partisipasi, biasanya mereka yang masuk golongan 30-40 tahun dimana semakin tua usia semakin aktif keterlibatannya dalam partisipasi terhadap pelaksanaan. Dan menurut Hernanto (1984) umur petani sangat mempengaruhi pengetahuan fisik dan merespon terhadap hal-hal yang baru dalam menjalankan usahatani.
b)      Pendidikan. Pendidikan adalah proses yang dilakukan secara sadar baik formal maupun informal yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pembentukan kepribadian. Rendahnya tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat adaptifitas masyarakat terhadap modernisasi, mereka lebih cenderung mempertahankan pola-pola yang sudah ada, yang sudah pasti dan yang telah mereka kenal dengan baik. Adanya suatu perubahan dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak pasti dan mengandung resiko. Biasanya bersedia melakukan perubahan apabila ada jaminan bahwa perubahan tersebut akan membawa hasil yang lebih baik bagi mereka (Khaeruddin, 1992).
Pendidikan formal sangat berpengaruh terhadap motivasi seseorang. Khususnya dalam tanggapan untuk menerima adanya inovasi, seseorang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam menanggapi inovasi atau isu yang berkembang. Karena seseorang lebih berpikiran rasional setelah mendapatkan ilmu-ilmu yang didapatnya dari bangku sekolah (Kartasapoetra, 1991).
Pendidikan non formal adalah pengajaran sistematis yang diorganisir di luar sistem pendidikan formal bagi kelompok orang  untuk memenuhi keperluan khusus. Pendidikan non formal dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan standart kehidupan dan produktivitas kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan (Suhardiyono, 1989).
c)      Luas lahan. Tanah adalah sumber modal atau tempat dari bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi barang modal (Tohir, 1983). Dan menurut Mardikanto (1993) petani yang menguasai lahan sawah yang luas akan memperoleh hasil produksi yang besar dan begitu pula sebaliknya. Dalam hal ini, luas sempitnya lahan sawah yang dikuasai oleh petani akan sangat menentukan besar kecilnya pendapatan ekonomi yang diperoleh. Luas lahan yang diusahakan relatif sempit seringkali menjadi kendala untuk dapat mengusahakan secara lebih efisien. Dengan keadaan tersebut, petani terpaksa melakukan kegiatan diluar usahatani untuk dapat memperoleh tambahan pendapatan agar mencukupi kebutuhan keluarganya.
d)     Pendapatan. Besarnya pendapatan akan menunjukkan tingkat sosial ekonominya dalam masyarakat disamping pekerjaan, kekayaan dan pendidikan. Keputusan seseorang dalam memilih jenis pekerjaan akan sangat dipengaruhi oleh sumber daya dan kemampuan dalam diri individu, jenis pekerjaan dan tingkat pengeluaran seseorang yang juga menentukan tingkat kesejahteraan dalam status sosial ekonomi (Mubyarto, 1985).
Soekartawi (1996) berpendapat bahwa tingkat pendapatan merupakan salah satu indikasi sosial ekonomi seseorang yang sangat dipengaruhi oleh sumber daya dan kemampuan dalam diri individu. Jenis pekerjaan dan tingkat pengeluaran seseorang juga menentukan tingkat kesejahteraan dalam status sosial seseorang.
2.      Faktor Ekstrinsik
a.       Lingkungan Sosial. Menurut Mardikanto (1996) lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan dalam diri petani adalah kebudayaan, opini publik, pengambilan keputusan dalam kelompok, kekuatan lingkungan sosial. Kekuatan-kekuatan sosial (kelompok organisasi) yang ada di dalam masyarakat terdiri dari kekerabatan tetangga, kekompakan acuan, kelompok minat dan kelompok keagamaan. Lingkungan sosial dipengaruhi oleh kekuatan politik dan juga kekuatan pendidikan. Melalui pemahaman tentang kekuatan-kekuatan politik yang ada, dapat diperoleh dukungan serta dihindari hambatan-hambatan yang bersumber pada kekuatan politik tersebut.
b.      Lingkungan Ekonomi. Menurut Mardikanto (1996) lingkungan ekonomi terdiri dari:
1.      Lembaga pengkreditan yang harus menyediakan kredit bagi petani kecil Fasilitas kredit merupakan bagian yang menyatu dengan pengembangan usaha dalam bidang agribisnis. Di Inonesia sudah diterapkan suatu peraturan yang bersifat wajib dipatuhi dimana bank harus mengeluarkan beberapa persen dari dana kreditnya untuk kepentingan sektor agribisnis. Bank harus benar-benar mengamati kondisi dari usaha agribisnis yang dituju sebagai sektor yang benar-benar dapat mengembangkan bidang agribisnis (Siagian, 1999).
2.      Produsen dan penyalur sarana produksi/ peralatan tanaman Petani produsen merupakan penghasil barang-barang hasil pertanian untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang mengumpulkan barang-barang hasil pertanian dari petani produsen, kemudian memasarkannya kembali dalam partai besar kepada pedagang lain (Rahardi, 2000).
3.      Pedagang serta lembaga pemasaran yang lain
4.      Pengusaha industri pengolahan hasil pertanian
c.       Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia senantiasa didasarkan pada amanat yang telah ditulikan dalam GBHN. Pembangunan pertanian di Indonesia diarahkan untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pertanian secara lebih merata. Dalam bidang pertanian tujuan pembangunan pertanian tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan produksi, produktivitas tenaga kerja, tanah dan modal (Soekartawi, 1987).

motivasi petani

motivasi dapat diartikan dorongan atau support dari diri seseorang untuk mencapai maksud atau tujuan tertentu, motivasi berasal dari kata movere yang artinya menggerakkan (Moekijat, 1990). Istilah motivasi, seperti halnya kata emosi, berasal dari bahasa latin, yang berarti bergerak. Mempelajari motivasi, sasarannya adalah mempelajari penyebab atau alasan yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan. Motivasi merujuk pada suatu proses dalam diri manusia yang menyebabkannya bergerak menuju tujuan, atau bergerak menjahui situasi yang tidak menyenangkan (Wade dan Carol, 2007).
Motivasi juga ada yang mengatakan dari kata motif. Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkahlaku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Menurut Winardi (2004), motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada di dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Gray dan Frederic dalam Winardi (2004), motivasi adalah hasil proses-proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menimbulkan sikap antusias dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan-tindakan tertentu.
Tentang motivasi manusia menunjukkan arti penting dari dorongan “bawaan” kita, khususnya dorongan yang berhubungan dengan seksualitas dan agresi. Sebaliknya, psikologi sosial lebih memepertimbangkan sederetan kebutuhan dan keinginan manusia. Psikologi sosial juga menekankan cara dimana situasi dan hubungan sosial tertentu dapat menciptakan atau menimbulkan kebutuhan. Intinya, adanya situasi dapat menciptakan atau menimbulkan kebutuhan yang pada gilirannya menyebabkan orang melakukan suatu perilaku untuk memenuhi kebutuhan itu (Taylor, et all, 1997).
teori hirearki maslow membagi motivasi ada beberapa tingkatan
  1. kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, papan, seksual, dan lainnya)
  2. kebutuhan fsikologis (rasa aman)
  3. kebutuhan sosiologis (berkelompok/berorganisasi, bergaul dengan orang banyak)
  4. kebutuhan penghargaan, Kebutuhan-kebutuhan ini dapat diklasifikasikan dalam dua perangkat tambahan, pertama yakni keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan dan kemampuan, kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi dunia serta kemerdekaan dan kebebasan. Kedua yakni memiliki apa yang disebut hasrat akan nama baik atau gengsi, prestise, status, ketenaran dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, arti yang penting, martabat, atau apresiasi.
  5. kebutuhan aktualisasi diri, yakni kecenderungan untuk mewujudkan diri sesuai dengan kemampuannya. Kebutuhan akan aktualisasi diri meliputi kebutuhan untuk mewujudkan diri yaitu kebutuhan mengenai nilai-nilai kepuasaan yang didapat dari pekerjaan.
Faktor Pembentuk Motivasi
Menurut Rogers (1985) parameter dalam pengukuran status sosial ekonomi adalah kasta, umur, pendidikan, status perkawinan, aspirasi pendidikan, partisipasi sosial, hubungan organisasi pembangunan, pemilikan lahan, pemilikan sarana pertanian serta penghasilan sebelumnya.
Petani
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang diketahui (Hernanto, 1993). Dan menurut Mosher (1981) petani merupakan orang yang menjalankan usahatani mempunyai peran yang jamak (multiple roles) yaitu sebagai manajer, sebagai juru tani dan sebagai kepala keluarga.
Petani adalah 1) Seseorang yang bekerja pada atau mengoperasikan sebuah peternakan, 2) Seseorang yang telah dibayar dan berhak untuk mengumpulkan dan mempertahankan pendapatan atau keuntungan, dan 3) Seorang sederhana, dan orang tidak canggih (Dictionary, 2008).
Adiwilaga (1982), menyatakan bahwa petani adalah orang-orang yang melakukan kegiatan bercocok tanam hasil bumi atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dan kegiatannya. Sedangkan menurut Samsudin (1982) petani adalah mereka yang sementara waktu atau tetap menguasai sebidang tanah pertanian, menguasai suatu cabang usahatani atau beberapa cabang usahatani dan mengerjakan sendiri maupun dengan tenaga bayaran. Menguasai sebidang tanah diartikan sebagai penyewa, bagi hasil (penyakap) atau pemilik.